MENULISLAH BILA STRES
Kembali saya menganjurkan untuk Anda yang sedang stres, menulislah.
Rasakan sensasi kelonggaran hati dan jiwa.
Jadikan menulis sebagai terapi stres yang mujarab.
Tak perlu pongah merasa tidak pernah tertekan atau stres.
Sikap diam, memendam, atau menutupi bagai menyimpan sekam membara yang suatu waktu bisa
membakar diri.
.
Siapa yang tidak pernah bermasalah dalam hidupnya?
Pasti semua punya problem dalam kadar masing-masing.
Sebagai makhluk sosial menjadi kebutuhan punya teman sharing.
Entah itu pasangan hidup, keluarga, atau sahabat. Rata-rata mereka yang senasib ; sesama pelajar/
mahasiswa, sesama jenis atau seprofesi menumbuhkan kedekatan emosional. Sesama ibu rumah
tangga, atau sesama single parent tak jarang mampu saling memahami dan memberi solusi.
Tentunya
niatnya harus diluruskan, saling menyemangati dan mendoakan dalam kebaikan.
Sungguh beruntung kita yang bisa menulis. Apapun suasana hati mampu kita gambarkan, kita wedar
hingga berasa plong. Minimal uneg-uneg tersampaikan. Suasana hati yang membaik memungkinkan
bisa berpikir jernih dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Artinya separo problem teratasi.
Tinggal mengeksekusi keputusan finalnya. Solusi instan yang diambil kala masih dalam emosi labil
membawa mudharat dan penyesalan. Alangkah tepat menurunkan tensi dulu.
Mungkin apa yang tersampaikan ini menceracau tidak jelas. Memang saya akui, ini media terapi yang
saya ambil. Kalau dirasa ada sedikit manfaat boleh diambil. Selebihnya silakan buang saja. Mengakui
jujur kondisi diri itu tidak gampang. Ada faktor gengsi disana. Tetapi faktanya menjadi sangat nyaman
kala mampu mengakui "iya, saya stres." Rata-rata orang Indonesia baik-baik. Tak pelit memberi
penghiburan, dan suntikan semangat. Sudah menjadi tabiat khas kita. Gampang bersaudara meski
hanya di dunia maya.
.
Manfaat menulis
bagi anak-anak ;
memperkaya kosa kata. Generasi pembaharu yang berempati, berproses dari menulis sedari kecil.
Bagi remaja menulis sangat bagus untuk memperluas cakrawala. Tak diragukan lagi
bagi pelajar dan mahasiswa
menulis menjadi tolok ukur pola pikirnya. Dari makalah dan skripsi yang ia susun dari situ seorang
mahasiswa diuji. Pun bagi emak-emak, berasa keren punya kemampuan menulis. Tidak stag dan
bosan melulu membahas harga lombok atau puyeng ngurus suami dan anak.
Lelaki dewasa yang hobbi nulis banyak juga. Meski tak banyak yang fokus menjadikan profesi. Untuk
lansia menulis mencegah kepikunan, supaya otak tetap on. Jangan sampai off padahal banyak ilmu
yang bisa diurai dan disampaikan ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar